Faktor Penyebab Bulu Rusak dan Bulu Nyerit Pada Burung Kicau Serta Cara Mengatasinya

Bagi penghobi kicau mania, tentunya memiliki burung kicau dengan bulu yang mulus adalah kepuasan tersendiri, dalam arti burung kicauannya enak untuk dipandang mata. 

Tetapi bagaimana jika anda memiliki burung kicau yang mengalami rusak pada bulu ekor maupun bulu sayapnya?
Pastinya hal ini akan menyebabkan tidak sedap untuk dipandang mata. 


Ada beberapa faktor yang menyebabkan bulu pada ekor maupun bulu pada sayap burung rusak, berikut ini adalah beberapa faktor penyebabnya

1. Bulu burung memang sudah tua dan akan tiba saatnya untuk mabung.
2. Akibat faktor sangkar yang terlalu kecil sehingga menyebabkan bulu ekor rusak akibat ekor menabrak jeruji sangkar.
3. Bulu burung rusak akibat faktor kutu.
4. Bulu burung rusak akibat diganggu kucing atau tikus, yang menyebabkan burung ketakutan sehingga burung menabrak-nabrak ruji sangkar.

Jika bulu burung anda rusak akibat faktor-faktor di atas, maka dapat dikatakan bahwa ketika pulih, bulu dari burung anda akan dapat kembali normal dalam arti bulu dapat menjadi mulus kembali asalkan bulu sayap atau bulu ekor tidak patah.

Disini yang perlu anda pahami dan yang harus anda lakukan adalah:

- Jika memang bulu rusak akibat bulu tua, maka itu pertanda bahwa sebentar lagi burung anda akan mabung alami.
- Jika memang bulu rusak akibat faktor sangkar yang terlalu kecil, maka sebaiknya ganti sangkar anda dengan sangkar yang lebih besar.
- Jika bulu burung rusak akibat kutu, maka perhatian anda dalam perawatan hariannya harus ditingkatkan lagi! Untuk burung yang telah terserang kutu, mandikan burung dengan sampo pembasmi kutu secara rutin, pagi dan sore selama 1 Minggu, dengan porsi penjemuran yang di naikkan. Burung yang terserang kutu adalah burung yang jarang mandi dan jemur, ditambah lagi tempat penyimpanan burung yang relatif lembab.
- Jika bulu burung rusak akibat diganggu hewan seperti kucing dan tikus, maka usahakan tempat untuk menaruh burung adalah tempat yang tidak bisa di jangkau oleh kucing maupun tikus.

Cara di atas adalah cara untuk menangani bulu burung yang rusak asalkan bulu ekor atau bulu sayap tidak patah.

Kemudian bagaimana cara menangani bulu burung yang telah patah? 
Apakah harus dicabut paksa?

Menurut saya bulu burung yang patah tidak perlu di cabut paksa oleh manusia!

Biasanya jika burung merasa tidak nyaman terhadap bulunya yang sudah patah tersebut, burung akan dengan sendirinya mematahkan bulu tersebut. Dan ketika proses mabung kemudian, bulu yang telah dipatahkannya tersebut akan rontok dengan sendirinya dan akan diganti oleh bulunya yang baru.

Jadi jangan sesekali menangkap burung terus mencabut paksa bulu burung yang patah tersebut! Karena hal ini akan menyakiti burung itu sendiri.

Lalu sekarang bagaimana cara menangani bulu burung yang rusak tetapi tidak dapat pulih menjadi normal meskipun burung tersebut sudah mabung berkali-kali?

Setelah burung mabung, normalnya bulu burung akan tumbuh baru dengan mulus. Tetapi menurut pengalaman saya pribadi yang telah lama merawat burung, dan saya sendiri pernah mengalami hal "bulu rusak setelah mabung" ini disebabkan karena kesalahan dalam perawatan harian ketika proses dorong bulu pada burung tersebut.

Dalam hal ini saya pernah membeli burung bahan, setelah satu bulan kemudian burung tersebut rontok (mabung) total. Ketika proses mabung ini pemberian Extra Fooding (EF) seperti jangkrik, kroto dan ulat Hongkong saya naikkan dari pemberian EF secara normal, dengan tujuan agar burung cepat rontok. 
Dan ternyata benar dalam waktu satu bulan burung tersebut mabung total.

Kemudian,  ketika burung tersebut mulai mendorong bulu barunya, pemberian EF nya tidak saya turunkan dalam prosesnya, dan terkadang pemberian EF nya saya lebihkan dengan tujuan agar proses pendorongan bulu cepat selesai. 

Ketika proses pendorongan bulu ekor sudah mencapai 20%, bulu terlihat sangat mulus, begitu juga ketika proses pendorongan ekor sudah mencapai 50% bulu terlihat sangat mulus, dalam arti bulu ekor tidak pecah-pecah.

Pada saat proses pendorongan ekor sudah mencapai 50% ini pemberian EF tidak saya turunkan, dan burung mulai saya mandikan dan saya jemur secara rutin. 

Nah, ketika proses mandi jemur inilah saya mulai melihat perubahan drastis pada bulu ekor, yang mana bulu ekor tersebut mulai pecah-pecah.

Kemudian pemberian EF nya saya turunkan, tetapi proses mandi jemur pada burung tetap saya lakukan secara rutin. Alhasil ketika bulu ekor sudah  mencapai pertumbuhan 100%, malahan bulu ekor tersebut semakin rusak parah atau dapat disebut sebagai bulu nyerit.

Padahal hal ini tidak terjadi dengan burung-burung kicauan saya yang lainnya ketika proses mabung hingga proses pendorongan bulunya saya menerapkan pola yang sama. 

Sehingga dari hasil perawatan selama proses dorong bulu ini, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa tidak semua burung mempunyai proses rawatan yang sama ketika proses pendorongan bulu pada masing-masing burung.

Walaupun saya sudah mencari tutorial bagaimana cara mengatasi permasalah bulu burung nyerit ini dan mengikuti semua langkah-langkah solusi yang disarankan, alhasil semua itu tidak berhasil.

Nah, bagi kalian yang mempunyai permasalahan sama mengenai faktor penyebab bulu rusak parah atau bulu nyerit ini, yang harus anda lakukan adalah ketika burung kicauan anda selesai rontok kemudian masuk pada proses dorong bulu, maka sebaiknya jangan melakukan pola rawatan mandi jemur semala 1 bulan.
 
Hal ini untuk memastikan agar bulu pada burung kicauan anda benar-benar tua (kering) terlebih dahulu, karena jika bulu burung terlalu muda maka akibatnya akan menyebabkan bulu tambah rusak alias nyerit. 

Mengingat tidak semua burung mempunyai pola rawatan yang sama khususnya pada proses mabung hingga proses tumbuhnya bulu baru.

Semoga bermanfaat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cucak Hijau! Burung yang Cepat Menangkap Suara Masteran tapi Cepat Pula Lupa!!

Tips Mencetak Burung Bakalan Menjadi Burung Lomba